tag:blogger.com,1999:blog-23384621300059126972024-03-04T20:57:56.133-08:00Problem Solving Belajar AnakProblem Solving.
Mungkin itu harapan dari kami.
Blog ini merupakan resume dari materi-materi CDP yang disusun oleh Tim CDP LPP Al Irsyad Purwokertoangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-50596523759113018242009-11-06T04:52:00.000-08:002009-11-06T05:32:22.413-08:00Kesulitan Belajar Yang Terabaikan oleh.....<span style="font-weight: bold; color: rgb(255, 0, 0);">Curhat Seorang Guru Les</span><br /><br />Mungkin ini hanya cerita yang dapat kita renungi dan tindak lanjuti. Saya adalah guru muatan lokal disebuah sekolah dasar Negeri.,Saya mengajar hanya tiga hari dalam seminggu.Saya mengajar sebuah kelas besar, ya...saya katakan besar bukanlah fisiknya tetapi jumlah siswa dalam satu kelas ada sekitar 40 anak.<br />Saya merasa sebuah kelas dengan 40 siswa membuat saya kesulitan merengkuh semua siswa dalam proses pembelajaran, bisa jadi karena saya tidak berbasic akademik keguruan. mungkin masalahnya ada pada manajemen kelas, sayapun belajar bagaimana membuat proses pembelajaran dengan rancangan aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan saya perlu banyak belajar .<br />Saya belum sama sekali seorang PNS, sehingga saya berusaha untuk banyak belajar dari para senior yang PNS dalam keahlian mengajar. Akan tetapi yang saya peroleh kurang menarik simpati saya pribadi, terkecuali pada beberapa orang guru yang sungguh memiliki komitmen mendidik dan berdedikasi tinggi yang saya lihat hanya satu diantara 6 orang senior saya.<br />Saat saya mencoba membuka sebuah bimbingan belajar diluar jam sekolah dalam pengelolaan mandiri saya, maka terkuak kenyataan dan pandangan dari siswa - siswa yang meminta bimbingan pada saya.<br />Bu,...saya bingung...saya tidak mengerti memecahkan soal seperti ini harus seperti apa? tanya polos murid saya.<br />"lho,...bukannya sudah diajarkan dikelas ? saya penasaran .<br />" kadang - kadang kami diberi tugas tanpa diterangkan dulu mengenai materi ini....pusiiing..!Sungut salah seorang siswa.<br />"masa sih, bukannya kalian sudah bertanya pada bu dan pak guru kalian ? tanya saya lagi.<br />"Iya kalau bu gurunya ada, seringnya sibuk sendiri dan pergi katanya ada urusan ini..itu. rapat...kumpulan.....nggak tahu lah bu.....!masih dengan wajah merengut dan terlihat frustasi<br />Lalu, kenapa sangat khawatir ? selidik saya<br />"Besok PR ini harus dikumpulkan dengan menjelaskan caranya ...mumeeeet..Bu?<br />Wah, Kalau begitu belajar bersama saja ya...disini...?usul saya<br />Setujuuu....Oya Bu, kami belum bisa bayar uang bimbingan ke Ibu krena belum ada uang kata Ibu saya...?Jelas anak pembuat Batu Bata itu dengan memohon pengertian.<br />"ngga, apa - apa...kalau sudah ada saja dibawanya ya...?<br />Kami bersama belajar, tak terasa waktu mencapai senja.Salah seorang siwa puti menangis karena takut kena marah orang tuanya karena belum ijin untuk pulang terlambat seperti biasanya saat belajar bersama disini.Karena PR mereka cukup banyak untuk dikerjakan dengan pemahaman tak sekedar<br /><br />Besoknya, tanggal Satu Bulan November 2009.Saya mendapat Honor Seratus Ribu Rupiah, serta selembar Lima Puluh Ribu rupiah sedekah dari seorang teman Non PNS yang sudah mendapat Honor dari Pemerintah Daerah.Bersama saya, Ibu Fulanah mengambil gaji dari yang lembarannya lebih banyak dari yang saya terima...tentunya...wong dia sudah PNS.<br /><br />Kasihan sekali ya siswa - siswa itu, karena kebanyakan mereka anak petani yang semangat belajar. Namun, untuk membayar saya yang memberikan bimbingan disore hari mereka tidak dapat berjanji bisa secara rutin dan disiplin membayar tepat waktu sejumlah RP.20.000 sebulan.<br />Saya Juga kasihan pada diri saya, Sejauh ini belum bisa memberikan bimbingan secara gratis sebagai ibadah pengabdian masyarakat, justru saya mengkomersilkan kepedulian saya pada siswa - siswa berkesulitan belajar tersebut.<br />Saya juga kasihan pada Bu Guru Fulanah, Kok sampai tidak tahu murid - muridnya kesulitan Belajar.angsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-41818526381134852242009-01-17T02:22:00.000-08:002009-01-23T00:49:04.269-08:00KleptomaniaDalam lingkungan bermain (belajar), seorang anak sering melihat hal-hal yang baru. Misalnya sepatu baru, tas baru, cincin imitasi, jepit rambut dll. Ada anak yang setiap kali temannya mempunyai barang baru (semisal cincin), ia suka mengambil barang temannya tersebut. Ketika anak tersebut ditanya:"apa cincin temanmu ada di kamu?" Jawabnya :"Iya, saya pinjam dari dia". Ada anak yang suka sekali memakai sepatu/sandal temannya setiap kali istirahat. Jika ditanya jawabnya pinjam, tetapi setiap kali ditanya apa sudah bilang temannya apa belum, jawabnya belum.<br />Kleptomania adalah kebiasaan mengambil sesuatu dari orang lain tanpa permisi terlebih dahulu pada si empunya.<br /><br />Sebab-sebab:<br />- kurangnya kontrol diri<br />- iseng<br />- lingkungan sosial budaya<br />- gaya hidup dan pergaulan<br /><br />Solusi:<br />- konsultasikan dengan pakar atau psikolog<br />- pemberian terapi khusus dan pendekatan personal/humanistik behaviour<br />- perlu arahan perilaku, perbanyak tugas positif yang cenderung ke arah hobiangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-29306533751431061362009-01-17T02:10:00.000-08:002009-01-23T00:55:38.453-08:00Daya Serap RendahAda seorang anak laki-laki namanya Andi (nama samaran), tiap hari mendapat pelajaran Iqro baik klasikal ataupun individual. Individual dilaksanakan sesuai dengan kemampuan anak, apabila dia menguasai materi 1 akan dinaikkan ke materi 2. Ada anak lain yang dalam menyelesaikan 1 halaman selalu diulang-ulang, setiap hari materinya halaman itu-itu juga karena tidak menguasai materi (sering lupa). Apabila ditambah materi baru, materi yang sudah diberikan sering lupa sehingga sering diulang.<br />Dari kasus di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak kedua memiliki daya serap rendah dalam menangkap/menyimpan materi yang telah disampaikan.<br /><br />Sebab-sebab:<br />- kurang optimal dalam penggunaan fungsi otak<br />- kurang latihan dan terarah daya ingat/pikirannya<br />- terdapat gangguan fungsi dan sistem otak<br />- IQ atau kapasitas anak kurang memadai<br />- gangguan indrawi (kurangnya fungsi pendengaran, penglihatan, pembau, perasa dan peraba).<br />- hilangnya informasi yang diserap/lupa<br />- kadang sengaja dibuat lupa<br />- adanya faktor gen atau keturunan<br /><br />Solusi:<br />- sering diajak bicara atau diskusi<br />- adanya tes tentang daya ingat sehingga kerja sistem otak optimal<br />- diadakan remedial teaching ketika KBM<br />- dilatih senam otak (brain gym)angsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-30413523156974989712009-01-17T01:58:00.000-08:002009-01-23T20:53:25.752-08:00Media Mania (Imitasi)Saat pelajaran berlangsung, tiba-tiba di kelompok III ada anak yang menagis sehingga pembelajaran berhenti sejenak. Pak guru menanyakan mengapa Iwan menangis? Jawabannya dipukul, kebetulan yang memukul anak putri, sebut saja Ani. Oleh Pak guru ditanya "kenapa?"<br />Jawab:<br />Iwan : aku dipukul!<br />Ani : itu sih dibilangin tidak mendengar ya dipukul<br /><br />Hari lain Ani juga suka/sering memukul temannya, katanya lihat power ranggers (film kartun). Bila ditanya ingin seperti power rangers. Dari kasus di atas bisa diambil pengertian bahwa imitasi yaitu peniruan perilaku anak pada media yang dilihatnya dan diaplikasikannya dalam lingkungan sosial (temannya).<br /><br />Sebab-sebab:<br />- kondisi sosial orang tua yang mendukung<br />- lingkungan sosial budaya dan gaya hidup<br />- kurangnya bimbingan dan arahan dari orang tua<br />- media mania<br />- pengaruh teman sebaya<br />- belum mempunyai konsep diri<br />- iseng<br />- hoby<br /><br />Solusi:<br />- pemilihan lingkungan dan gaya hidup yang tepat<br />- pembatasan penggunaan fasilitas dari orang tua<br />- adanya time schedule daily activity<br />- pemilihan media informasi yang tepat<br />- pemilihan teman sebaya dan pergaulan yang positif<br />- pembentukan penanaman konsep diri<br />- komunikasi lebih ke arah diskusi<br />- adanya arahan dan bimbingan dari orang-orang sekitarangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-40367655798909467162008-12-24T20:26:00.000-08:002008-12-25T23:51:47.803-08:00KekerasanPagi ini, sudah ada tiga anak yang menangis karena perbuatan satu anak yang memang sudah terkenal sebagai "trouble maker" di kelas tersebut. Bebrapa guru juga mengeluhkan karena sikap si anak yang tidak pernah patuh dan selalu membuat ribut ketika pelajaran. Anak yang memang terkenal dengan pembuat masalah tersebut memang sering membuat temannya terluka seperti memukul, menggigit dan menendang. Kekerasan atau agresif sering dilakukan oleh anak-anak yang mempunyai temperamen tinggi, belum bisa mengontrol kestabilan emosinya.<br />Sebab-sebab:<br />- lingkungan sosial yang rusak<br />- keluarga broken home<br />- merasa "lebih" dari temannya<br />- pola asuh yang salah<br />- gangguan emosi dan perilaku<br />- pengaruh media<br />- bentuk kompensasi dari kekurangan diri<br /><br />Solusi:<br />- pemilihan lingkungan yang tepat<br />- perbaiki kualitas hubungan dalam keluarga<br />- pemberian contoh atau model figur yang baik terutama orang tua<br />- tinjau kembali penanaman pola asuh yang sudah diterapkan<br />- mengikutkan anak dalam kegiatan di rumah dan di luar rumah<br />- bimbingan atau nasihat yang berhubungan dengan emosi<br />- selektif memilih media<br />- bangun dan bentuk karakteristik pada anakangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-7834406471103341932008-12-24T20:12:00.000-08:002009-01-12T02:23:40.095-08:00Pornografi dan Pornoaksi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPklGAwrDbksK2OMG56wFQ-tz8DhadQgrsyoz67V7_u5Xrfy1aTJ-mFxtO-FeBUJb5Nb9q7LkBpqnb_w8HoTW44pzMwsDidn8uevxArBxuWgEnO7aKE9egJjfWXtqznBOOTMWbfiTX6rM1/s1600-h/Pict0348.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPklGAwrDbksK2OMG56wFQ-tz8DhadQgrsyoz67V7_u5Xrfy1aTJ-mFxtO-FeBUJb5Nb9q7LkBpqnb_w8HoTW44pzMwsDidn8uevxArBxuWgEnO7aKE9egJjfWXtqznBOOTMWbfiTX6rM1/s400/Pict0348.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290350832146808738" border="0" /></a><br />"Bu guru - bu guru, si Fulan membawa gambar tidak sopan" teriak beberapa anak dari bangku belakang, yang akhirnya membuat ribut suasana di dalam kelas ketika sedang jam pelajaran. Tetapi dengan sangat bijaksana bu guru menenangkan kondisi kelas kemudian memberikan tugas. Setelah itu barulah menghampiri si Fulan untuk menyelesaikan permasalahan tadi.<br />Sebab-sebab:<br />- lingkungan rumah yang kurang kondusif/broken home<br />- pola asuh orang tua yang tidak tepat<br />- kondisi sosial ekonomi orang tua<br />- kurang selektif terhadap media<br />- bentuk kompensasi untuk mencari perhatian orang di sekitarnya<br />- kurangnya informasi/wawasan tentang peran diri, pendidikan seks dini<br />- rasa ingin tahu dan coba-coba yang tinggi<br />- keisengan antar teman sebaya<br />- gaya hidup hedonis<br /><br />Solusi:<br />- perbaiki kualitas hubungan/komunikasi keluarga<br />- adanya pendampingan, pengawasan orang tua ketika anak-anak menonton tv, film, baca majalah dll<br />- memberikan banyak kegiatan positif<br />- pemberian terapi dan konsultasi dengan ahlinya<br />- pemilihan teman yang tepat<br />- pemilihan kualitas lingkunagn hidup dan perbaikan gaya hidup yang sehat<br />- merubah bentuk pola asuh orang tua yang kurang tepat<br />- beri perhatian positif<br />- memantau tempat aktivitas anak<br />- adanya reward dan punishmenangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-18554406033813957672008-12-03T18:32:00.000-08:002009-01-12T02:19:04.784-08:00Melamun<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigYfF7cEyHBjBe8OmlhKL1k3rtONAkJRAC5TGaOlnnh726owgCu5yVTtaXs0Ybu5RPPbA5gI1wNHNoWcspTWxzjFHq2y-vSTjQK-ZXHHT4UJRHlOPl8k5vPVLJ275Od2Z9zphLmo4JPYJe/s1600-h/Pict0360.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigYfF7cEyHBjBe8OmlhKL1k3rtONAkJRAC5TGaOlnnh726owgCu5yVTtaXs0Ybu5RPPbA5gI1wNHNoWcspTWxzjFHq2y-vSTjQK-ZXHHT4UJRHlOPl8k5vPVLJ275Od2Z9zphLmo4JPYJe/s400/Pict0360.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290349688805601890" border="0" /></a><br />"Dor!!" Melamun lagi ya?" Terapi kejut yang diberikan bu guru kepada si Fulan. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh si Fulan baik itu ketika jam pelajaran ataupun di waktu istirahat. Ketika bu guru mengkomunikasikan hal ini kepada orang tua si Fulan, maka hal yang samapun terjadi ketika ia di rumah. Begitu informasi yang diberikan orang tua kepada bu gurunya.<br />Jika anak-anak sering terlihat diam tanpa aktifitas, selain itu pandangan matanya kosong serta asik dengan alam fikirannya sendiri, maka suatu kewajiban bagi orang yang mengetahuinya untuk segera menegurnya karena kegiatan melamun dapat merusak fikiran si anak.<br />Sebab-sebabnya:<br />- keluarga broken home<br />- daya imajinasi yang tinggi<br />- sulit bersosialisasi dengan teman sebaya<br />- sulit untuk mengaktulisasikan diri/bingung mau berbuat apa<br />- tidak adanya schedule yang baik dalam daily activitinya<br />- malas atau tidak semangat untuk bergerak, hanya sebagai tipe pengamat atau pendengar<br />- lingkungan dan gaya hidup yang kurang sehat<br />- hobi atau kebiasaan<br /><br />Solusi:<br />- meningkatkan kualitas komunikasi yang baik dalam kehidupan sehari-hari<br />- beri kegiatan positif dan penuh tantangan<br />- membuat daily activity disertai tujuan<br />- adanya pemberian tes bakat dan minat<br />- memberi penjelasan dampak dari melamun<br />- memperbaiki kualitas pemilihan lingkungan dan gaya hidup<br />- memberikan pelatihan tentang motivasiangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2338462130005912697.post-49215940303123805462008-12-03T18:30:00.000-08:002009-01-12T02:15:58.017-08:00Malas Belajar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF0CfGeujA4R9-luxi3bEZSDtog80WeMtMFxfJOGmEOY4CgveaxODhzKNP_vbldDUwT9NZJThxa4hCd65YDNGC58IxcZlWBTLHwCIOvxr7yMOF2WmtWmoZnhfTLsE8R4qNItocLEI6G1BH/s1600-h/Pict0376.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 400px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgF0CfGeujA4R9-luxi3bEZSDtog80WeMtMFxfJOGmEOY4CgveaxODhzKNP_vbldDUwT9NZJThxa4hCd65YDNGC58IxcZlWBTLHwCIOvxr7yMOF2WmtWmoZnhfTLsE8R4qNItocLEI6G1BH/s400/Pict0376.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290348886687980898" border="0" /></a><br />Ditengah hiruk pikuk kegiatan siswa di kelas dua, ada satu anak yang dari tadi hanya diam tanpa aktifitas, kepala diletakkan di atas meja, terlihat menguap berkali-kali, yang lebih menyedihkan lagi, si anak bukunya masih bersih tanpa coretan apapun di dalamya. "Fulan, tolong buku paketnya dibuka dan dikerjakan, OK!" Perintah dari gurunya. Sudah berkali-kali bu guru menghampiri si anak dan memberikan instruksi tetapi sampai bel pulang tak satupun pekerjaan yang ia kerjakan.<br />Ada beberapa hal yang menyebabkan si anak malas dalam belajar, diantaranya adalah:<br />- kurangnya motivasi dari individu<br />- merasa dirinya sudah cukup bahkan lebih<br />- munculnya rasa atau memang tidak mampu dan mengalami kesulitan dalam belajar<br />- pola asuh orang tua yang permisif<br />- latar belakang status sosial ekonomi orang tua<br />- media mania (waktu habis untuk nonton tv, main PS dll)<br />- kurang nya keteraturan dalam daily activity<br /><br /><br />Solusi<br />- pemberian motivasi bagi anak<br />- membuat daily activity<br />- kegiatan belajar dan mengajar yang bervariasi dan menantang<br />- penyediaan lingkungan belajar yang menyenangkan<br />- pemberian bimbingan belajar<br />- orang tua aktif mendampingi belajar anak ketika di rumahangsithttp://www.blogger.com/profile/02167444628166618998noreply@blogger.com0